Ilustrasi perempuan yang sedang melakukan solo traveler. Dok : FEM
Pagi di stasiun kereta kota, matahari baru menembus sela bangunan, dan Lula—wanita berusia 29 tahun yang bepergian sendiri untuk pertama kali—menarik napas panjang sambil mengecek rute di ponselnya.
Di bangku seberang, seorang penjual kopi mengangguk ramah. Ada rasa gentar, tentu saja; tapi juga ada perasaan kuat: kebebasan memilih arah.
Untuk jutaan perempuan yang kini memilih bepergian sendiri, rasa aman bukan sekadar perasaan — ia dibangun dari pengetahuan, kebiasaan, jaringan, dan keputusan yang dibuat sebelum menutup pintu rumah.
Di era pasca-pandemi, solo travel oleh perempuan terus meningkat. Namun riset dan laporan kebijakan mengingatkan: perempuan sering menghadapi risiko khusus — dari pelecehan verbal dan penipuan hingga hambatan budaya dan perbedaan aturan setempat — sehingga persiapan yang matang penting untuk mengurangi kerentanan.
Panduan ini menggabungkan data lembaga internasional dan saran praktis sehingga perjalananmu bisa aman, bermakna, dan memberdayakan.
Pahami peta risikonya: riset ringkas
Laporan-laporan organisasi besar merekam dua hal utama:
(1) perempuan adalah kelompok yang semakin banyak bepergian sendiri;
(2) kekhawatiran dan pengalaman risiko nyata tetap ada.
Pemerintah dan lembaga perjalanan menekankan pentingnya riset destinasi — kebijakan setempat, norma gender, kesiapan transportasi publik, serta mekanisme darurat — sebagai langkah awal yang tak boleh diabaikan.
Cerita kecil, pelajaran besar
Di sebuah kafe kecil di Chiang Mai, seorang pemandu lokal membantu Clara—solo traveler dari Jakarta—membuat rencana perjalanan sehari. “Jangan berjalan sendirian di gang gelap malam ini,” katanya.
Saran sederhana itu mencegah pengalaman tidak menyenangkan; namun hal yang sama sering terlewat ketika kita terlalu bergantung pada insting optimis.
Storytelling dari komunitas traveler membentuk pelajaran kolektif: pengalaman memberi keamanan. Semakin banyak solo trip yang kamu lakukan, semakin sedikit rasa takut yang menggelayut.
Prinsip utama: research — jaringan — kebiasaan
-
Riset sebelum berangkat
-
Cek travel advisories resmi (GOV.UK, U.S. State Dept, Kemenlu, dsb.) untuk update keamanan, aturan visa, dan peringatan kesehatan. Jangan hanya mengandalkan feed media sosial.
-
Baca forum dan blog perempuan solo-travel untuk nuance lokal: area yang aman/kurang aman, kode berpakaian, dan kebiasaan transportasi.
-
-
Bangun jaringan lokal & digital
-
Simpan kontak darurat: kedutaan/konjen, nomor polisi lokal, layanan medis, serta kontak akomodasi.
-
Manfaatkan komunitas perempuan traveler (grup Facebook, forum, atau aplikasi khusus) untuk update real-time atau teman perjalanan singkat. Riskline dan organisasi perjalanan menyarankan memanfaatkan intel komunitas untuk info terkini.
-
-
Kebiasaan keamanan sehari-hari
-
Gunakan akomodasi dengan review kuat dan lokasi sentral; malam hari hindari area minim penerangan.
-
Simpan dokumen penting (fotokopi paspor, digital copy di cloud offline) dan pisahkan uang tunai/ kartu di beberapa tempat.
-
Waspadai taksi/transportasi: gunakan aplikasi resmi, manfaatkan fitur share-trip, dan catat plat kendaraan sebelum naik. Pemerintah dan badan keselamatan internasional menegaskan pentingnya memilih moda transportasi yang mudah dilacak.
-
Taktik praktis — apa yang biasa dilakukan traveler berpengalaman
-
Low profile, high confidence. Berpakaian dan bertingkah laku yang kurang menonjol (sesuai budaya) mengurangi perhatian tidak diinginkan.
-
False phone call. Simulasi menelepon saat merasa tidak nyaman di suatu situasi untuk memberi sinyal ke pengganggu bahwa kamu tidak sendiri.
-
Buddy system digital. Kirim rute harian ke kontak tepercaya; gunakan fitur “safety check” di beberapa aplikasi ponsel.
-
Pelajari kata/ungkapan penting dalam bahasa lokal (contoh: “tolong”, “polisi”, “dokter”) — ini memudahkan komunikasi saat darurat.
-
Asuransi perjalanan yang menanggung evakuasi medis dan pembatalan mendadak: jangan anggap remeh. Pemerintah dan organisasi perjalanan merekomendasikannya.
Teknologi sebagai sahabat — dan waspada
Aplikasi peta offline, penerjemah, layanan ride-hailing berlisensi, dan fitur share-location memberi lapisan perlindungan.
Namun berhati-hatilah pada taktik penipuan digital: jangan klik tautan mencurigakan, dan hindari mengumbar rencana perjalanan secara publik sebelum berangkat. Laporan tren menunjukkan bahwa scam (penipuan) dan pencurian sering menargetkan traveler yang terlalu terbuka di media sosial.
Ketika hal buruk terjadi — langkah cepat
-
Cari tempat aman (hotel, kantor polisi, tempat ramai).
-
Hubungi nomor darurat lokal & kedutaan/konsulat negara Anda. Simpan nomor tersebut di tempat mudah dijangkau.
-
Jika mengalami pelecehan, laporkan ke pihak berwenang setempat dan catat kronologi. Komunitas dan NGO lokal sering menyediakan bantuan korban; hubungi mereka bila perlu. UN Women dan inisiatif Safe Cities merekomendasikan rujukan layanan lokal untuk korban kekerasan/pelecehan.
Destinasi ramah solo perempuan — bukan jaminan, tetapi indikator
Beberapa negara/daerah kerap muncul di daftar destinasi yang ramah untuk solo female travelers (mis. Islandia, Jepang, Singapura, Portugal, sebagian kawasan Eropa dan Asia Tenggara).
Namun peringkat ini berubah menurut parameter: kriminalitas, sikap masyarakat terhadap perempuan, kualitas transportasi, dan kesiapan layanan darurat. Artinya, jangan tergoda hanya oleh label “aman” — tetap lakukan riset granular per kota/area.
Penutup — bepergian sebagai tindakan berani dan terukur
Solo travel bagi perempuan adalah bentuk eksplorasi diri dan kebebasan—tetapi kebebasan itu paling nyaman kala ditemani oleh pengetahuan.
Dengan melakukan riset menyeluruh, membangun jaringan, membiasakan praktik keamanan sederhana, dan memanfaatkan teknologi bijak, perjalanan seorang perempuan bisa menjadi pengalaman pemberdayaan yang aman dan berkesan.
Quick Checklist (bisa dicetak)
-
Salin paspor & dokumen ke cloud & email.
-
Informasikan rencana perjalanan ke 2 kontak tepercaya.
-
Install aplikasi navigasi & share-location.
-
Simpan nomor kedutaan + nomor darurat lokal.
-
Pilih akomodasi dengan review baik, lokasi sentral.
-
Bawa charger powerbank & kunci bagasi.
-
Ambil asuransi perjalanan yang mencakup evakuasi.
Sumber kunci & bacaan lanjutan
-
GOV.UK — Advice for women travelling abroad. GOV.UK
-
U.S. Department of State — Information for Women Travelers. Travel.gov
-
UN Women — Safe Cities & initiatives to create safer public spaces for women. UN Women
-
Riskline — Female travel safety outlook (analisa risiko & tren). Riskline
-
Lonely Planet — Best places in Asia for solo female travelers and practical tips. Lonely Planet

